Rabu, 30 November 2011

"Ilmu Hubungan Internasional", Pentingkah?


Di masa sekarang diyakini tidak ada negara yang dapat berdiri sendiri. Layaknya manusia, negara untuk memenuhi kebutuhan, diperlukan adanya kerjasama. Melalui kerjasama antar negara maka pencapaian tujuan negara lebih mudah dilakukan, perdamaian dunia lebih mudah diwujudkan, diantaranya membuat perjanjian damai penyelesaian konflik secara damai. Di sanalah peran akan adanya ilmu hubungan internasional.
Ilmu hubungan internasional adalah cabang dari ilmu politik, merupakan suatu studi tentang persoalan-persoalan luar negeri dan isu-isu global di antaranegara-negara dalam sistem internasional, termasuk peran negara-negara, organisasi-organisasi antarpemerintah, organisasi-organisasi non pemerintah, dan perusahaan-perusahaan multinasional (Perwita dan Yani, 2005). Selain ilmu politik, hubungan internasional menggunakan pelbagai bidang ilmu seperti ekonomi, sejarah, hukum, filsafat, geografi, sosiologi, antropologi, psikologi, budaya dalam kajian-kajiannya (Shcwarzenberger, 1964).  Hubungan Internasional mencakup rentang isu yang luas, dari globalisasi dan dampak-dampaknya terhadap masyarakat-masyarakat dan kedaulatan negara sampai kelestrarian ekologis, proliferasi nuklir, nasionalisme, perkembangan ekonomi, terorisme, kejahatan yang terorganisasi, keselamatan umat manusia, dan hak-hak asasi manusia (Evan dan Newham, 1990). Hubungan Internasional adalah ilmu yang sangat penting karena harmonis atau tidaknya hubungan internasional satu negara dengan negara lain bisa mempengaruhi juga kehidupan nasional negara tersebut. Apabila sudah terjalin hubungan yang baik antar kedua negara ataupun lebih, maka pemulihan citra dan ekonomi akan lebih mudah terwujud. Sehingga dapat juga sebagai pemeliharaan keutuhan wilayah nasional suatu negera, persatuan bangsa serta stabilitas nasional, serta mencegah terjadinya disintegrasi bangsa. Peningkatan hubungan bilateral dengan prioritas negara-negara yang dapat membantu percepatan pemulihan ekonomi, perdagangan, investasi dan pariwisata pun juga dapat dipelajari dari dasar ilmu hubungan internasional.
            Dalam ilmu hubungan internasional tentu tidak lepas hal-hal yang bersifat politik. Dalam ilmu ini kita juga mempelajari tentang politik-politik internasional yang tentu juga berhubungan dengan kebijakan-kebijakan luar negeri.  Politik internasional membahas teori dan praktik politik internasional serta deskripsi dan analisa sistem politik dan perilaku politik internasional. Kebijakan luar negeri adalah serangkaian sasaran yang menjelaskan bagaimana suatu negara berinteraksi dengan negara lain di bidang-bidang ekonomi, politik, sosial, dan militer. Kebijakan luar negeri yang juga dipelajari dalam ilmu hubungan internasional ini, juga menjelaskan dalam tingkatan yang lebih rendah juga mengenai bagaimana negara berinteraksi dengan organisasi-organisasi yang bersifat non-negara. Interaksi tersebut dievaluasi dan dimonitor dalam usaha untuk memaksimalkan berbagai manfaat yang dapat diperoleh dari kerjasama multilateral internasional.
Di dalam hubungan internasional diperlukan adanya peran aktor-aktor di dalamnya, seperti presiden, perdana menteri, menteri luar negeri, diplomat, dan lain lain, agar terjadi hubungan internasional yang baik antar negara. Perkembangan fenomena hubungan internasional telah memasuki aspek-aspek baru, dimana Hubungan Internasional tidak hanya mengkaji tentang negara, tetapi juga mengkaji tentang peran aktor non-negara (seperti organisasi Internasional dan regional, seperti PBB, ASEAN) di dalam ruang lingkup politik global. Peran aktor non-negara yang semakin dominan mengindikasikan bahwa aktor non-negara memegang peran yang penting dalam hubungan internasional. Selain itu adanya daya dalam hubungan internasional Daya atau kekuasaan dalam hubungan internasional dapat digambarkan sebagai tingkat sumber daya, kemampuan, dan pengaruh dalam urusan internasional.
Tujuan dalam hubungan internasional juga sangat penting, mengingat suatu negara tidak mungkin "hidup" dengan baik apabila negara tersebut mengucilkan diri dari negara-negara lain. Apabila negara dicontohkan sebagai suatu keluarga atau rumah tangga, maka rumah tangga tersebut akan hidup dengan tentram dan damai apabila keluarga tersebut mempunyai hubungan yg baik dengan tetangga bahkan dengan keluarga-keluarga lain, misalnya satu RT atau RW. Antar keluarga mengadakan kunjungan, membantu apabila keluarga tersebut sedang dalam kesulitan atau mendapat musibah. Maka antar negarapun demikian. Apabila suatu negara dengan negara tetangga maupun negara lainnya memelihara hubungan dengan baik, segala masalah diselesaikan dengan perdamaian, musyawarah, tidak dengan kekerasan sehingga hubungan antar negara harmonis maka negara-negara tersebut akan hidup tentram. Semua itu diselesaikan melalui hubungan internasional.
Hubungan Internasional pada umumnya berorientasi pada pengembangan studi hubungan internasional sebagai science, tetapi Ilmu Hubungan Internasional, di Universitas Airlangga misalnya, tidak terbatas pada ilmu saja, melainkan juga art atau seni. Hubungan Internasional Universitas Airlangga mencakup orientasi pengembangan manajerial global dan kompetensi komunikasi global. Hubungan Internasional Universitas Airlangga tidak terbatas hanya mempelajari isu-isu global atau permasalahan antar negara, tetapi juga kemampuan untuk mengembangkan kemampuan pertukaran yang menguntungkan dalam cakupan wilayah yang global. Serta mempelajari kemampuan untuk memilih keputusan secara tepat di tengah tantangan perubahan global.




Sumber :
Jackson R., & Sorensen, G. 1999. Introduction to International Relations.Oxford: Oxford University Press
Perwita, A. A. B, & Yani, Y. M. 2005. Pengantar Ilmu Hubungan Internasional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Shcwarzenberger, George. 1964. Power Politics. London: Prentice Hall.
Evan, Graham & Newham, Jeffney. 1990. The Dictionary of World Politics: A Reference Guide to Concepts, Ideas, and Institutions. Harvester: Wheatsheaf.
Hoffman, Stanley. 1960. Contemporary Theory in International Relations. New Jersey: Englewood, hal 6.

Selasa, 01 November 2011

“Alangkah lucunya (negeri ini)”

Review Film





 
Salah satu tokoh dalam film yang akan saya review adalah Muluk, sarjana Manajemen yang  tak pernah putus asa mencari pekerjaan meski selalu gagal. Ia tak pernah bosan memasuki perusahaan untuk melamar, meski keluar dengan tangan kosong dan perasaan kecewa. Suatu ketika ia memergoki seorang anak remaja yang mencopet. Ia menyergap pencopet itu sambil mengancam akan melaporkannya kepada polisi, namun ia tak bias menyanggah alas an dari pencopet tersebut.

Pertemuan dengan pencopet itu ternyata membuka peluang pekerjaan bagi Muluk. Pencopet itu bernama Komet. Komet membawa Muluk ke markasnya, dan berkenalan dengan Bosnya Komet yang bernama Jarot. Di sana ternyata tempat berkumpul anak-anak seusia Komet yang pekerjaannya adalah mencopet. Mereka terbagi tiga kelompokyaitu copet mall, copet pasar, dan copet angkutan umum. Muluk menawarkan ilmu manajemen yang dikuasainya untuk mengelola keuangan para pencopet, dan meminta imbalan 10% dari hasil pekerjaan anak-anak itu.

                Dengan uang yang dikelola Muluk, ia membuat program untuk mendidik para pencopet agar suatu saat tidak lagi mencopet. Untuk melaksanakan rencananya  itu, Muluk dibantu dua temannya, yaitu Samsul dan Pipit. Mereka memberikan pelajaran agama, budi pekerti, dan kewarganegaraan kepada para pencopet.

                Pak Makbul, ayah Muluk senang melihat anaknya sudah bekerja. Apalagi, seperti pengakuan Muluk, bekerja di bagian SDM (Sumber Daya Manusia). Pak Makbul pun memberitahu Haji Sarbini, ayah Rahma, calon besannya. Demikian juga Haji Rahmat ayah Pipit, senang pula melihat anaknya sudah dapat pekerjaan dan tidak lagi hanya mengharapkan imbalan dari kuis di TV.

                Suatu saat, Pak Makbul, Haji Sarbini, dan Haji Rahmat terkejut  ketika mengetahui bahwa anak-anaknya mendapat gaji dari hasil mencopet. Mereka sangat kecewa, dan mereka menangis di Mushola mohon ampun.

                Yang saya suka dari film Alangkah Lucunya (Negeri ini) adalah Rasa empati untuk mengubah orang lain menjadi lebih baik.

Menulis?

21 Oktober 2011. Diadakan kuliah tamu di Jurusan Sistem Informasi - ITS.
Dalam kuliah tamu tersebut dibahas tentang 'Menulis'. Banyak kiat - kiat yang diberikan. Yaitu :

Sederhana.
1. Menggunakan bahasa yang sederhana.
2. Kalimat baku maksimal 15 kata dalam satu kalimat.
3. Gunakan rumus sederhana SPOK
4. Gunakan struktur kalimat Problem-Solusi atau Sebab-Akibat.

Orientasi Pembaca.
1. Berempati
2. Tulisan kita harus mudah dipahami pembaca.
3. Jangan menyulitkan pembaca.
4. Pahami bahwa pembaca adalah beragam.
5. Bereksperimen kecil.

Hindari istilah asing.
1. Gunakan istilah populer
2. Reliable dan Rasional
3. Jangan bersembunyi dibalik istilah asing.
4. Jangan menggunakan istilah yang menyulitkan pembaca.


Hindari singkatan dan akronim
1. Penggunaan kata yang berlebihan akan menghambat.
2. Penggunaan akronim membiaskan substansi tulisan.


Detil yang relevan
1. Rinci dan detail.
2. Hindari hal yang tidak masuk akal.
3. Analogi yang sederhana.



Perkenalan :D

Nama saya Nisa Setya Dini biasa dipanggil Nisa.
Saya dilahirkan di Sidoarjo, otomatis saya berasal dari Sidoarjo. Hoho
Berjilbab, bertubuh pendek dan (Sedikit) gendut. Kata 'gendut' begitu sensitif untukku karena aku sedang mengusahakan untuk kurus. Hahaha

Kurang lebih saya seperti ini :