Jumat, 23 Desember 2011

Hasil Lebih Penting daripada Proses



Saya menyadari ada ke-ambigu-an atau bias dalam tulisan saya Manakah yang lebih penting? Proses atau Hasil? dan Tidak Ada Manusia yang Dewasa ! .
Saya telah mendapatkan bahasa yang lebih mudah dipahami, menurut saya.

Saya benarkan ketika orang berbicara “Proses lebih penting daripada hasil” dan juga “Hasil lebih penting daripada proses”. Kenapa bisa keduanya benar padahal satu dan satunya saling kontradiktif?

Pandangan terhadap kalimat “Proses lebih penting daripada hasil” adalah setiap manusia diharapkan memiliki grafik yang terus naik. Kenaikan grafik inilah yang disebut dengan proses. Sehubungan dengan tulisan saya sebelumnya yang menyebutkan bahwa manusia adalah pembelajar seumur hidup, maka dia terus berhak memiliki perkembangan ke arah yang selalu lebih baik.
Sedangkan, pandangan terhadap kalimat “Hasil Lebih baik daripada proses” dititik beratkan pada nilai fungsi tiap periode. Hasil ini harus lebih baik daripada hasil kemaren, harus lebih baik dari kemarennya lagi, dan seterusnya. Padangan “Hasil lebih baik daripada proses” sering diartikan sebagai hasil kita dibandingkan dengan orang lain, dan hal inilah yang kemudian membuat kita salah mengerti dan menjadikan tulisan saya sebelumnya sebagai ambigu atau bias.
Sebagai contoh, kita adalah orang yang belum pernah menulis. Mungkin sehari kita hanya bisa menulis satu artikel. Maka, hari berikutnya diharapkan kita bisa lebih baik dengan menulis dua artikel. Hari berikutnya lagi tiga artikel, dan seterusnya. Namun ada orang yang sudah mahir dan setiap hari mampu menyajikan 20 artikel.
Jika kita memandang ini sebagai proses, maka proses berjalan dengan bagus.
Ketika kita memandang ini sebagai hasil, maka pandanglah itu RELATIF terhadap hasil kita sebelumnya, bukan membandingkan dengan hasil orang lain. Akibatnya kalimat “Hasil lebih penting daripada proses” juga benar, karena dalam proses, tujuan akhirnya adalah mengeluarkan hasil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar