Jumat, 23 Desember 2011

Ketika Aku Mengharap Memenangkan Dunia, maka Aku Tidak Akan Pernah Menang



Aku dulu pernah mengalami saat-saat aku down, yaitu saat kelas 3 SMA. Pagi sekolah sampai maghrib. Istirahat sebentar, lalu belajar lagi sampai malam, demi ujian nasional. Begitu seterusnya. Penat, dan lelah. Jenuh, pasti! Lalu sedikit aku berpikir, SMA kelas 3 ada ujian nasional, nanti kuliah ada ujian semester atau ujian blok, terus ketika nanti jadi dokter, ada operasi dan lain sebagainya. Kapan aku bisa punya waktu untuk bersenang-senang? Kapan aku punya waktu untuk memikirkan kehidupan duniaku? Sejenak aku berpikir, dan memang ketika kita mengharap memenangkan dunia, maka aku tidak akan pernah menang; namun jika aku mengharap aku menang di akhirat, maka aku harus berusaha menggapainya. -Kak Fajri
Tadi adalah setitik kisah diantara banyak kisah inspiratif dalam kehidupan ini yang menyadarkan kita betapa pentingnya waktu dan menyadarkan pula bahwa kita, manusia, diciptakan di dunia ini untuk beribadah, bukan hanya memikirkan dunia semata.

Manusia di dunia hanya memiliki tiga pilihan; manusia berhak memilih memenangkan kehidupan di dunia, di akhirat, atau di dunia dan akhirat. Saya rasa, setiap jiwa pasti ingin menang di dunia dan akhirat. Tapi, apakah langkah yang kita tempuh sudah benar? Mari lihat ke belakang !

Seperti yang telah diceritakan di atas, bahwa sebenarnya manusia tidak akan pernah bisa mendapat kepuasan maksimal dalam dunia atau boleh dikata manusia tidak akan pernah menang atas perubahan yang terjadi di dunia. Keinginan manusia di dunia akan selalu ada, tidak akan pernah habis. Ketika seseorang ingin makan enak, lalu timbullah keinginan untuk minum, setelah itu dia merasa lelah dan menginginkan kasur empuk untuk tidur, dan tidur alangkah nikmat jika ditemani oleh suara merdu Carrie Underwood dan kipas angin yang geleng kanan geleng kiri, setelah itu manusia akan membutuhkan alarm untuk membangunkannya demi aktifitas selanjutnya, selanjutnya, dan selanjutnya.
Tercertuslah sebuah solusi mudah. Yakni, ketika kita menjalankan segala kegiatan kita dengan NIAT IBADAH, maka kita akan merasakan betapa nikmatnya pekerjaan yang kita jalani. Katakanlah kita belajar, maka niatkanlah belajar kita itu untuk ibadah. Ada dua keuntungan di sini, kita mendapatkan kepuasan batin (karena telah melaksanakan ibadah) dan juga kita mendapat kesenangan dunia (mendapat nilai bagus dan seterusnya).

Hal ini dapat kita analogikan, ketika ada dua bakso, yakni Ayam (coklat) dan Sapi (hijau). Kita bisa memilih memakan bakso ayam tanpa menyentuh bakso sapi. Tapi alangkah praktisnya jika kita memilih memakan bakso sapi, maka dengan sendirinya bakso ayam juga akan termakan. Description: :)
Manusia diciptakan dengan umur rata-rata sekitar 60 tahun, bisa lebih dari itu dan bisa kurang dari itu. Setiap manusia tidak tahu, berapa lama lagi usianya, sehingga dengan berdasar prinsip ekstrimitas, anggap kita akan mati sebentar lagi. Dengan teori manajemen waktu, maka kita harus mendahulukan kegiatan keakhiratan kita, pencarian bekal kita untuk menuju ke akhirat, karena itu adalah sesuatu yang mendesak dan sangat penting.
Intinya, tujukanlah segala yang kita lakukan ini dengan niat ibadah. Gunakanlah waktu sebaik-baiknya untuk urusan ibadah. Memasak, makan, tidur, belajar, dan lain sebagainya ini kita jadikan ibadah agar kita tidak merugi dunia dan akhirat. Description: ;)


Menjadi Pemuda Islam !

Ada 10 pribadi Muslim Unggul !
1. Memiliki aqidah yang baik (Salimul akidah)
2. Memiliki ibadah yang baik dan benar (Shahihul ibadah)
3. Memiliki akhlak yang sempurna (Matinul khuluq)
4. Memiliki kemampuan intelektual (Mutsaqqoful fikr)
5. Memiliki jasmani yang kuat (Qowiyyul jism)
6. Berjuang melawan hawa nafsu (Mujahadatul linafsihi)
7. Dapat menjaga waktu (Harishun ala waqtihi)
8. Teratur dalam urusan (Munazhzhomun fi syu’unihi)
9. Kemandirian finansial (Qadirun alal kasbi)
10. Bermanfaat bagi orang lain (Nafi’un lighoirihi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar